Pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara, INACRAFT 2025 yang digelar dari 1-5 Oktober 2025 tidak hanya menampilkan ribuan produk kriya dari seluruh Nusantara, tetapi juga menegaskan langkah strategis untuk membawa industri kreatif Indonesia masuk ke ekosistem digital.
Salah satu terobosan penting adalah kerja sama dengan Tokopedia sebagai mitra resmi
marketplace INACRAFT 2025. Melalui kolaborasi ini, ribuan produk kerajinan dari para peserta pameran dapat diakses secara daring oleh konsumen di seluruh Indonesia.
Fitur khusus INACRAFT Official Store di platform Tokopedia memungkinkan pembeli menjelajahi katalog produk, mulai dari batik, tenun, perhiasan, hingga pernak-pernik home living. “Dengan hadirnya kanal digital ini, kami ingin memastikan bahwa dampak pameran tidak berhenti hanya di area fisik. UMKM yang berpartisipasi bisa terus menjual produknya dan menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar Ketua Umum ASEPHI, Muchsin Ridjan.
Tidak berhenti di marketplace, INACRAFT juga menjalin kerja sama dengan TikTok. Platform berbasis video pendek ini menyediakan ruang bagi para perajin untuk mempromosikan produk melalui konten kreatif dan siaran langsung (live commerce). Kolaborasi ini diharapkan mampu menjembatani generasi muda dengan produk kriya tradisional, sekaligus membuka peluang baru di era ekonomi kreator.
Generasi muda kini lebih dekat dengan TikTok daripada pusat perbelanjaan. Karena itu, produk
kerajinan harus ikut masuk ke ruang digital tempat anak-anak muda berinteraksi. Dukungan digital juga datang dari DOSS Kamera, yang membuka studio mini di arena pameran.
Booth ini menyediakan fasilitas pemotretan profesional untuk produk-produk kriya agar tampilan visualnya lebih menarik saat dipasarkan secara daring. UMKM peserta dapat membawa produk mereka untuk difoto dengan standar e-commerce, sekaligus mendapat pelatihan singkat tentang teknik foto produk.
Foto yang baik adalah pintu pertama sebelum konsumen memutuskan membeli. Konsep ini
membantu pelaku UMKM agar produk mereka tidak kalah bersaing di marketplace. Studio Podcast INACRAFT Inovasi lain yang menarik perhatian pengunjung adalah hadirnya studio podcast di area pameran.
Selama lima hari penyelenggaraan, studio ini menayangkan bincang-bincang langsung dengan perajin, desainer muda, kurator, hingga pejabat pemerintah. Konten podcast tersebut
disiarkan melalui kanal digital INACRAFT serta berbagai platform audio streaming, sehingga memperpanjang umur pameran di ruang maya.
Podcast ini tidak hanya berfungsi sebagai dokumentasi acara, tetapi juga sebagai ruang berbagi inspirasi dan pengalaman bisnis kreatif. Menghadirkan cerita di balik produk, sehingga audiens tidak hanya melihat barang, tetapi juga memahami nilai dan perjalanan kreatifnya. Kerja sama digital yang digagas tahun ini menandai transformasi penting dalam sejarah INACRAFT.
Selama lebih dari dua dekade, pameran ini dikenal sebagai ruang fisik pertemuan antara pembeli dan perajin. Namun, kini langkah itu diperluas dengan mempertemukan UMKM dengan pasar virtual yang jauh lebih luas.
Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mamam Abdurrahman menegaskan bahwa
digitalisasi adalah kunci keberlanjutan. “Arus globalisasi dan digitalisasi tidak bisa kita elak lagi. Yang menyebabkan penjualan kita menurun adalah kita terlambat adaptasi dengan situasi kekinian seperti digitalisasi di negara kita,” ujarnya.
Masa Depan INACRAFT Dengan menggabungkan kekuatan budaya, kreativitas, dan teknologi digital, INACRAFT 2025 memperlihatkan wajah baru industri kriya Indonesia. Pameran ini bukan
lagi sekadar ajang jual beli, melainkan ekosistem kolaboratif yang menghubungkan perajin, platform digital, pembeli, hingga generasi muda yang menjadi konsumen masa depan.
Ke depan, INACRAFT berencana memperluas kolaborasi digitalnya, termasuk menjajaki kerja sama dengan platform e-commerce global serta memperbanyak konten edukasi digital untuk pelaku UMKM. Dengan begitu, produk kriya Indonesia tidak hanya mampu bertahan di pasar domestik, tetapi juga tampil percaya diri di panggung dunia. (Eddy Purwanto)