Melalui karya-karya yang dipamerkan, Yaksa membagikan kisah hidupnya yang terkait dengan kondisi kesehatannya, serta harapan dan perjuangannya dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Cipta karya-karya ini merupakan hasil dari refleksi dan pengalaman Yaksa selama menjalani pengobatan rutinnya. Eksplorasinya tidak hanya menghadirkan lukisan, gambar dan patung tetapi juga 2 buku ” Terapi Seni Cipta Rasa Karsa” dan sebuah novel.
Program Ruang Garasi kali ini, mempersembahkan pameran tunggal “2025” karya Yaksa Agus. Pameran ini akan berlangsung dari tanggal 18 hingga 26 Oktober 2025 dan menawarkan pengalaman artistik dan estetik, sebuah proyek seni yang dilakukan Yaksa Agus sebagai bentuk art therapy, yang merekam pengalaman pribadinya sebagai penyintas hemofilia. Pameran dikurasi Mayek Prayitno.
Pameran ini menampilkan karya-karya yang dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti kardus bekas box obat, kertas brosur resep, dan alat injeksi. Judul “2025” ini bukan hanya sebuah pameran seni biasa, tetapi juga sebuah pernyataan tentang ketahanan dan harapan. Melalui karya-karya seninya, Yaksa Agus mengajak kita semua untuk memahami dan merenungkan tentang kehidupan dan penyakit yang hadir tidak dikehendaki, serta mengikat tubuh dalam serangkaian dengan ketidaktahanan akan serangan virus.
Yaksa Agus terus mengeksplorasi diri, yang dilakukan sejak 31 Desember 2024 hingga hari ini. Berbagai karya visual lahir dan berkembang diatas medium medium sederhana tersebut. Mengisi ruang-ruang pajang yang merupakan ruang alternatif untuk seniman menampilkan karyanya.
“Proses Art Therapy ini, sebetulnya lebih untuk menuntun dan menata diri dlm kesadaran, beberapa tahun ini, sekaligus menjawab ”SENI itu untuk apa?” Setelah jadi seniman, terus saya punya fungsi atau tidak dalam kehidupan?” pungkas Yaksa Agus dalam obrolan singkat menjelang pameran.***