Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta penguatan kerja sama multilateral untuk membangun kawasan Asia Pasifik yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sesi pertama APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Republik Korea, Jumat (31/10).
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan harus bersifat inklusif dan menyejahterakan semua lapisan masyarakat. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta perlu diarahkan pada pembangunan ekonomi yang berpusat pada rakyat.
“APEC harus memastikan manfaat perdagangan dan investasi menjangkau semua pihak sehingga tidak ada satu pun perekonomian yang tertinggal,” ujar Presiden Prabowo.
Dalam forum tersebut, Presiden juga memaparkan langkah konkret Indonesia dalam memperkuat sektor UMKM dan koperasi melalui program pemberdayaan nasional, peningkatan akses pembiayaan, serta digitalisasi usaha agar mampu terintegrasi ke dalam rantai nilai global.
Selain isu ekonomi inklusif, Presiden menyoroti ancaman kejahatan lintas batas seperti penyelundupan, perdagangan manusia, narkotika, dan pencucian uang yang dapat mengancam stabilitas ekonomi kawasan jika tidak ditangani secara kolektif.
Presiden menegaskan bahwa Indonesia terus berkomitmen memerangi korupsi dan praktik bisnis tidak etis demi menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Ia juga menekankan pentingnya memperkuat semangat multilateralisme agar kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik membawa manfaat nyata bagi seluruh masyarakat.





