Berbagai karya cetak dengan beragam material terpajang di sepanjang lorong sempit yang menjadi jalur lalu lalang warga dan pendatang. Lorong selebar kurang lebih satu meter itu berubah menjadi ruang pandang yang intim, tempat karya-karya berukuran besar hingga kecil tertata rapi di sepanjang dinding. Beragam ide visual tentang bentuk dan teknik cetak ditampilkan di sini, sehingga sepanjang 20 meter lorong itu seolah menjelma menjadi galeri hidup yang penuh warna dan cerita. Inilah pameran karya seni di ruang publik — sederhana, dekat, namun penuh makna.
Pameran ini menjadi ruang refleksi dan interaksi yang hangat antara warga, ruang, dan gagasan. Dari pertemuan itu tumbuh dialog kreatif yang memperkaya cara pandang terhadap lingkungan sekitar. Bagi para seniman dan komunitas seni, kegiatan ini adalah kesempatan untuk memperluas jangkauan karya, sekaligus memahami bagaimana seni dapat hidup, tumbuh, dan berfungsi di tengah kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pameran “Lorong Tafsir dalam Gang Sempit” diselenggarakan oleh komunitas seni Artmedia, dan bertempat di Lorong Artmedia, Jl. Kayumanis Utara No.15, RT 001/RW 01, Kayumanis, Matraman, Jakarta Timur. Pemilihan ruang publik yang sempit di kawasan pemukiman ini merupakan upaya untuk mendekatkan seni dengan kehidupan warga. Acara berlangsung pada 18–19 Oktober 2025.
Lorong dalam konteks ini bukan sekadar jalur sempit, tetapi ruang sosial tempat berbagai lapisan masyarakat bertemu, berinteraksi, dan saling berbagi makna. Melalui pendekatan ini, pameran ingin menegaskan bahwa seni tidak terbatas pada galeri atau institusi formal, melainkan dapat tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri.
“Pameran ini merupakan bagian dari penyelenggaraan Semarak Budaya 2025 yang diadakan oleh Kementerian Kebudayaan. Kami ingin menghadirkan seni di tengah masyarakat, di ruang yang benar-benar menyatu dengan kehidupan mereka,” tutur Rose Kusumawati, penggagas komunitas seni Artmedia.***