Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat, mendorong pemerintah memperkuat kemandirian obat herbal di Indonesia agar ketergantungan impor obat dapat dikurangi. Menurutnya, potensi tanaman obat nusantara sangat besar, namun masih perlu didukung dengan riset dan regulasi.
“Untuk kemandirian obat, jadi kita harus mandiri. Tujuannya untuk mengurangi impor obat dan mengembangkan obat tradisional (herbal). Kami sebagai perusahaan berupaya mendukung hal tersebut,” kata Irwan Hidayat di depan sekitar seribu dokter dan dosen fakultas kedokteran yang menghadiri Pertemuan Ilmiah Nasional Perkumpulan Ahli Anatomi Indonesia di Hotel Harris Solo.
Irwan menjelaskan, langkah awal yang dilakukan perusahaannya adalah memproduksi bahan tunggal herbal dengan standar mutu yang jelas. “Saat ini Sido Muncul memiliki 59 produk berbasis bahan alami seperti kunyit, temulawak, daun dewa, pace (mengkudu), hingga jahe,” sebutnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya uji toksisitas secara rutin. Oleh sebab itu, ia mendorong pemerintah untuk menyediakan anggaran khusus guna melakukan uji toksisitas terkait khasiat bahan-bahan alami. Selama ini, tumbuhan yang diizinkan oleh BPOM untuk menjadi obat herbal hanya dibatasi sebanyak 350 jenis.
“Kalau pemerintah melakukan uji toksisitas 50 bahan setiap tahun, dalam 10 tahun jumlahnya bisa bertambah dari 350 menjadi 500 jenis bahan jamu yang teruji. Padahal kekayaan hayati kita mencapai 28 ribu spesies. Melakukan uji toksisitas itu sebenarnya mudah bagi pemerintah, karena hanya 50 bahan per tahun dengan biaya sekitar Rp150 juta per bahan,” ujarnya.